JANGAN EGOIS

Hi !  Selamat Hari Kamis !

Pernah ga kalian berpikir bahwa kalian terlalu egois karena cuma mikirin hidup yang hanya tentang saya, saya, dan saya ? Yah, semua orang pasti pernah ya. Tapi, ketika tau bahwa hidup bukan hanya tentang 'saya' di situlah mata, hati , terbuka.

Bermula habis tes Senin kemaren, aku makan siang bareng Keke sama Yua. Sehabis makan, biasalah namanya cewek pasti ngobrol-ngobrol. Dan karena kita uda kelas 12 , topiknya ya ga jauh-jauh dari universitas dan pekerjaan impian.
I was so happy to hear their dreams. Bener-bener bahagia bisa tau people's dream and their struggle to get it. Apaya, bikin semangat aja. Aku sendiri jadi punya pandangan baru soal berbagai hal. Contohnya, aku sama sekali ga pengen sekolah kedinasan dan jadi PNS karena aku berpikir bahwa hidup aku bakalan stuck di situ. Buat tipe orang yang bosenan, jelas aku ga bakal memilih hal itu. Tapi, Yua pengen jadi pegawai pemerintah. Dianya mikir it'll be good kalau hidup kita terjamin sampai tua nanti kalau ada pensiun. Di sisi lain, Keke sama aku mikir, kita uda hidup di negara Indonesia dengan pakai sumber dayanya.  Seenggaknya, kita balas budi dengan jadi pengusaha sehingga bisa bikin lapangan pekerjaan buat masyarakat. Kali ini aku bener-bener semangat, karena Keke punya pikiran yang sama. Tapi, aku juga sama sekali ga sebel sama Yua. Karena ini Indonesia, dia betul-betul realistis.

Lagi, kita bahas politik Indonesia masa orba, karena ada materi sejarah kita juga bahas itu.  Kita ungkapin deh masing-masing opini kita soal itu. It was nice to know different opinion of something. Bahkan kita malah jadi ngalor ngidul dan jadi ngayal-ngayal sendiri kalau misal jadi pejabat negara. Keke bilang bakal memperbaiki transportasi Indonesia kalau dia jadi menteri perhubungan, Yua juga suka ngayal bakal membenahi Indonesia, aku aja sempet pengen kerja di KPI karena suka greget sama sensor acara tv sekarang.

Well, itu semua sebenernya ga lepas dari jasa-jasa guru kami, tepatnya guru sosiologi. Namanya Ibu Martanti. Beliau yang membuka mata kami soal dunia. Bahwa, balas budi terhadap negara itu perlu, penting. Karena, kalau bukan kita yang membangun negara, siapa lagi ?

Bu Martanti adalah seseorang yang berpikiran maju dan terbuka. Setiap pelajaran, beliau tak pernah tak membahas Indonesia. Semangatnya terus membara. Beliau yang selalu 'mencak-mencak' kalau kami tidak mengeluarkan tanaman kelas di pagi hari, marah bila tak ada kepekaan kami mengenai sesuatu, dan yang selalu terlihat miris apabila kami, murid-muridnya, kelihatan bingung mengenai pandangan untuk kehidupan mendatang.

Tapi, obrolanku dengan Yua dan Keke, membuatku sadar. Sebenarnya, mata hati kami telah terbuka, bahwa kami telah sadar. What do we have to with Indonesia. Kita punya plan. Tapi, aku pribadi punya satu ketakutan terbesar. Bagaimana semisal ngga semua orang berpikir kaya gini ? Gimana kalau semua orang justru semakin individualis dan sam sekali ga memikirkan negara dan berbalas budi padanya ?

Then, i find the answer. Semua dimulai dari diri sendiri. InshaaAllah, kalau kita punya niat baik dan kita juga ikhlas dan konsisten kita bakal kayak virus. Virus baik yang akan menyebarkan hal-hal baik.

Yuk, sama-sama tidak egois dan bangun negara:)

Komentar

Postingan Populer