Tekanan Hidup, Jangan Membuat Hati Tertutup
Seringkali, dalam hidup ini, kita mendapatkan
tekanan yang membuat diri kita menjadi mudah marah, putus asa, mudah
tersinggung, sedih, bahkan lepas kendali. Tak jarang, hal tersebut menimbulkan
efek yang berkelanjutan, salah satunya rusaknya hubungan dengan orang-orang
terdekat. Ini sering terjadi karena ketika seseorang mengalami tekanan, maka ia
akan bertindak tanpa berpikir. Termasuk, mengucapkan apa yang dipikirkan atau
dirasakan saat itu juga tanpa memedulikan bagaimana perasaan orang lain ketika
mendengarnya.
Selama 17 tahun hidup di dunia, aku tidak hanya sibuk mengubah oksigen ke karbondioksida, tapi juga sedikit belajar. Salah satunya, tekanan
hidup. Mungkin, banyak orang berpikir bahwa tekanan hidup seorang remaja
perempuan berusia 17 tahun belum ada apa-apanya dibanding dengan tekanan yang
diterima oleh orang-orang usia di atasnya. Dan mungkin, memang itulah
kenyataanya. Namun, bukannya aku ingin mengeluh kesahkan tekanan hidupku. Atau membandingkannya
dengan milik orang lain. Aku, hanya ingin berbagi sedikit.
Seseorang telah mengajarkanku bahwa ketika emosi
telah menguasai dirimu lalu kamu memperlakukan orang lain dengan jiwa raga yang
penuh emosi yang dalam hal ini amarah, maka setinggi apapun kedudukanmu, kamu
bisa kehilangan segalanya.
Ia seorang yang baik hati,penyayang, rela berkorban,
dan banyak sifat baik lainnya. Namun, suatu ketika masalah menimpanya. Hal ini
bukanlah perkara kecil baginya. Masalah yang menjadi tekanan baginya ini
ternyata membuat sifatnya berubah. Seringkali, ia membicarakan kesalahan orang
berulang-ulang, memberi amanah dengan penuh emosi,meluapkan ketidak puasan
dengan sikap yang kurang sopan. Ia juga sukar untuk menerima saran dan kritik. Bisa
dibayangkan bagaimana susahnya memberi respek dan pengertian kepadanya ?
Aku mencoba mencari tahu, kenapa seseorang bisa
seperti ini. Bisa menjadi sangat berbeda dari sebelumnya karena tekanan hidup
yang diterima. Aku yakin betul , bahwa Allah SWT tidak akan memberi ujian yang
melebihi batas kemampuan hamba-Nya dan aku percaya Dia tidak akan melanggar
janji. Kembali dengan kepala dingin, aku mencoba mencari tahu apa penyebab dan
bagaimana solusi dari hal ini. Aku harus segera menemukannya, agar aku dan
orang lain tidak mengalami hal yang sama ketika tekanan hidup datang.
Iman dan ilmu. Mungkinkah ini jawabannya ? Kucoba
membuktikan dengan segala keyakinan. Bahwa, ketika seseorang memiliki iman dan
keyakinan kuat, maka ia percaya semua ini pasti akan berlalu, dan akan dilalui
sekalipun melalui jalan panjang yang terjal. Di sisi lain, ilmu berperan
penting guna membuat pikiran jernih. Sehingga, dalam kesulitan sekalipun
seseorang akan tetap berpikir panjang dan tidak putus asa terhadap apa yang
menimpanya sekarang.
Sebenarnya,
aku tidak suka menuliskannya seperti ini. Namun, andai ada sepasang mata saja
yang membaca tulisanku ini, aku berharap siapapun itu bisa mengambil pengalaman
darinya. Semoga sebagai manusia, diriku, dirimu, dan siapapun tidak pernah
berhenti berusaha ketika berada pada titik terbawah kehidupan.
Terima kasih sudah membaca 💓
Komentar
Posting Komentar