Menikmati Hidangan, Menikmati Hidup

Kalau dulu aku suka nanya temen gimana rasanya dan gimana strugglenya jadi anak kost, sekarang ngga perlu lagi. Karena sekarang seorang Septiana Noor udah resmi jadi anak kost yang memilih Yogyakarta sebagai tempatnya menimba ilmu dan pengalaman selama kurang lebih 4 tahun ( aamiin !)

Jarak 63km dari Solo, bukan cuma soal jarak semata. Waktu satu bulan yang udah kutempuh sebagai anak kost, juga bukan cuma sekadar waktu. Justru dengan jarak yang ngga jauh-jauh amat dan waktu yang belum lama udah ngajarin aku banyak hal. Yang dulunya waktu SMA bisa dengan tanpa khawatir beli jajan di kantin sampai duit abis  karena besok pasti dikasih lagi, kini hal tersebut tiada lagi. Yang dulunya tiap minggu bisa hangout minimal jalan-jalan ke mall cuma biar hati senang, sekarang pergi ke minimarket perlu dipikir ulang. Selama satu bulan aku belajar ternyata yang namanya HEMAT susah banget ! Sebagai anak kost yang memiliki jatah bulanan, mau ngga mau aku harus bisa bertahan hidup dengan duit sekian selama 1 bulan. Memasuki minggu pertama, nafsu untuk makan yang penting enak masih aja ada. Apalagi ditambah homesick, aku nekat pesen makan mahal (karena melebihi jatah harian) dan ditambah pakai Go Food, mantap kan ? Berlanjut memasuki hari-hari kuliah di mana fakultasku menyediakan minimarket yang isinya makanan yang ena-ena cukup menggoda imanku untuk jajan ini dan itu. Alhasil, setiap malam aku merasa menyesal kenapa beli sesuatu yang lebih berdasarkan keinginan daripada kebutuhan. Sedikit merasa menyesal, akhirnya aku mulai berhemat dengan makan di warung yang literally sederhana. Gila aja cuy, nasi + lauk tempe + sayur + jus alpukat harganya RP 11.500,00. Seketika aku seneng sekaligus menyesal, seneng karena bisa makan enak dan gizi lengkap dengan harga murah , menyesal karena kemarin-kemarin makan enak doang dan mahal. For the next days, aku makan sederhana juga ditambah selalu bawa air putih  biar ngga perlu beli minum, hehe.

Seringkali di kampus, aku juga perhatiin dan sedikit nanya-nanya gimana teman-teman aku mengelola keuangannya karena hal ini jadi topik umum anak kuliahan. Selain itu, waktu kemaren ketemu di stasiun aku juga nanya ke temen aku pertanyaan serupa. Ternyata, ada juga yang bener-bener hemat dimana 20k bisa buat sehari ( salut !) dan ada yang sekali makan 40k. Waktu aku bilang kalau minuman CHOCKLES yang harga 7k bagiku dan temenku si 20k/hari enaknya minta ampun, temen aku si 40k/makan bilang kalau rasanya biasa aja. Padahal, buying a glass of CHOCKLES/week is such a privilege for me. Begitu tahu, aku rasanya ngga bisa berhenti tertawa sekaligus bersyukur. Tertawa karena kebahagiaan itu ternyata begitu sederhana, just a glass of chocolate drink every Monday. Grateful karena masih bisa diberi rezeki meski dulu atau bahkan sampai sekarang belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal, dulu aku cuma bayangin Walt Disney yang makan roti tawar tanpa mentega dan Beethoven yang bahkan mengalami kemelaratan super dalam hidupnya. But here I am, better than Walt Disney or Beethoven condition, but learning the same thing.

Dalam satu bulan aja, aku diberi pelajaran hidup yang  begitu berarti. Gimana 4 tahun kedepan ya ?

Dan untuk kalian yang berdompet kurus namun berhati tulus, tetaplah berjuang !

Komentar

  1. kamu harusnya dikasi bayaran a cup of chockles milk karena udah ngiklanin chockles :))

    BalasHapus
  2. YEZ!! Sekalian jadi brand ambassadornya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer