Hidup Untuk Makan, Hidup Untuk Uang, Hidup Untuk Senang-Senang


Hola Amigos !

Jadi, lagi-lagi sebagai salah satu makhluk di bumi aku memiliki sesuatu untuk disampaikan. Bingung sih, antara memang ingin disampaikan atau sekedar curhat. Tapi, semoga jatuhnya bukan curhat , ya.

Sekitar 2 minggu lagi, anak-anak kelas 12 SMA bakal menghadapi UN alias Ujian Nasional. Semua, ngga terkecuali aku. Nah, setelah UN kita masih harus nyiapin buat SBMPTN dan USM. Ya, pokoknya tergantung masing-masing individu mau masuk apa. Kenapa kita-kita perlu mempersiapkan itu semua ? Jelas karena kita pengen apa yang jadi keinginan kita itu tercapai. Baik universitas maupun sekolah kedinasan kita pasti bakal milih jurusan. Entah itu sesuai bakat minat kita atau bahkan ada yang pilihan orang tua. Jelas jurusan harus dipilih dengan matang karena walau bagaimanapun, kita yang bakal ngejalanin.

Banyak pertimbangan dalam memilih jurusan. Salah satunya karena pekerjaan. Semakin hari, lapangan pekerjaan semakin sempit sedangkan tenaga kerja justru semakin membludak. Sehingga kita tahu salah satu alasan terbesar dalam memilih jurusan, yaitu prospek kerja. Seringkali individu pengen jurusan A, tetapi banyak kritik dan judgement dari lain pihak yang mengatakan kalau jurusan A itu jurusan yang engga bakal laku di masa depan, susah cari kerjanya, dan pertanyaan bakal semakin menjurus dan sampai akhirnya akan ada pertanyaan ‘ Apakah dengan jurusan ini, kamu bakal dapet pekerjaan di masa depan yang membuat kamu hidup makmur ? Membuat kamu menjadi kaya?’ Sering banget orang-orang di sekitarku, bahkan terkadang diriku, dipengaruhi baying-bayang gaji yang bakal didapat kalau udah kerja nanti dari hasil jurusan yang kita pilih.

Setiap kali inget cita-cita dan semua impian yang aku punya sekarang sembari berangan-angan nih ya hidup makmur, sukses, dan kaya,justru buatku semakin pusing. Bukannya menjadi jelas, malah pikiranku kemana-mana. Orang-orang sering beranggapan kalau sukses itu ketika segala materi tercukupi, sukses itu ketika bisa liburan di luar negeri, sukses itu ketika barang brand bisa terbeli, sukses itu ketika rumah mewah yang kita huni, sukses itu ketika kafe mahal tempat kita nongki-nongki. Ya memang, siapa sih yang engga pengen kayak begitu ? Aku pun juga pengen banget bisa ke luar negeri, ke luar benua Asia , jalan-jalan ke Itali dan Perancis. Kemudian, jika selama bekerja aku mati-matian biar dapat salary dan posisi tinggi plus bonus yang akhirnya aku bisa beli apa aja yang selama ini aku pikir ga bakal pernah bisa beli, pergi ke tempat yang aku pikir ga pernah bakal aku capai (terutama Itali dan Perancis), makan makanan super mahal yang sebelumnya cuma bisa lihat di instagram, apa setelahnya aku bakal merasa puas ? Setelah sekolah dari umur 5 tahun sampai besok yang bahkan aku gatau kapan, dan kemudian aku mencapai segalanya apa aku bakalan lega ?

Aku tahu, aku cuma anak perempuan berumur 17 tahun biasa. Belum banyak pengalaman, belum paham manis pahit hidup, belum mengerti dunia kerja, belum menjelajahi dunia yang sebenarnya. Aku juga bukan murid teladan yang pinter dan disiplin super. Bukannya over confident juga, tapi misalkan sepuluh tahun lagi aku mencapai semuanya, terus aku mau ngapain ? Aku terus bertanya, terus berpikir. Apa hidup cuma sekedar mencari kesenangan buat diri sendiri ?


Sampai sekarang pun masih belum ngerti. Tapi, ada orang kaya yang korupsi, ada orang serba kekurangan yang dermawan, ada orang yang senantiasa biasa-biasa aja, mereka menentukan hidupnya masing-masing. Mereka saling menentukan di mana sumber kebahagiaan mereka, menentukan cara mendapat kepuasan batin masing-masing. Masih banyak juga orang dari berbagai keberanekaragaman menjadi sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mereka ini yang menjadi jawaban pertanyaanku sekarang. Mereka hidup bukan untuk dirinya sendiri, perjuangan dan keringat mereka selama ini bukan semata-mata hanya untuk menjadi kaya, makmur, dan sukses. Mereka berjuang untuk agama, ummat, nusa-bangsa, orang tua, sesama, dan untuk dirinya. Banyak tokoh-tokoh dunia yang meski engga kaya secara materiil, mereka masih kaya hati, terus menerus merasakan kepuasan batin, terus-menerus berkarya dan menemukan arti hidup dan jati diri. Sama sekali bukan karena materi dan uang dan liburan dan gengsi. Jadi, hidup bukan cuma sekedar punya uang lalu makan dan senang-senang kan ?

Komentar

Postingan Populer