Waktu Aku Muda, Aku Mikirin....


Hi!
            Apa kabar whoever you are ? Aku harap kamu menjalani hari-hari yang menyenangkan dan bermakna. Sekalipun kamu menjalani hari yang buruk, aku tetap berharap itu menjadi hari yang penuh dengan makna. Berdasarkan pengalaman selama 19 tahun di bumi, membuatku sedikit mengerti bahwa ketika rutinitas dilakukan tanpa ada rasa cinta dan semangat di dalamya, maka akan terasa hampa. Oh, I hate routinity. Does anybody feel the same way I do ? Aku berani bertaruh, sebagian besar aktivitasku dari hari satu ke hari berikutnya tidaklah sama. Jangan tanya soal hal-hal fundamental dalam hidup, ya. Oiya, masih soal rutinitas, bisa ngga kalian bayangin ketika kalian melakukan aktivitas tanpa ada rasa semangat dan suka di dalamnya ? Lama-kelamaam rasanya jadi hampa gitu. Bukan suka atau benci, tapi hampa.

            Aku tahu kok kita ngga bisa hidup seenaknya. Dunia begitu kompleks dengan segala sistem dan aturan mainnya. Kita ngga bisa terus-terusan do what I wanna do. Pada kenyataannya, kita seringkali melakukan apa yang tidak kita suka karena itu sebuah kewajiban. Kewajiban yang jadi rutinitas dan rutinitas yang terasa hampa. Hm, tapi tetap harus dijalani, kan? Proses-proses menyebalkan tersebut tentu melibatkan adaptasi dan dengan kemampuan bertahan dari hal-hal tersebut mampu menjadikan kita lebih tangguh dan dewasa. Bener ngga , sih ? Ini cuma asumsiku, lhoh. Jadi sebenernya konsep menjadi dewasa itu seperti apa ? Kalau liat di real life nih, orang dewasa itu bisa dilihat dari sikap, salah satunya mandiri. Seems cool. Hal-hal kayak bekerja, bayar makan, bayar pajak, arisan, masukin amplop kalau ada acara, serentetan hal lain, juga termasuk di dalamnya, kan ? Hm, kenapa aku mikirin aja udah bosan, ya. Ups, pardon my narrow-minded! Aku berusaha memahami kalau being adult  itu juga menyenangkan. Ga cuma hal-hal seperti itu dan itu cuma sebagian kecil. Yah, karena banyak hal baru juga yang baru bisa dicoba ketika dewasa. Hey, kamu ! Mikirin apa😤? Tapi aku tetap aja ada uneg-uneg dan ketidaknyamanan soal kedewasaan, walau cuma memikirkannya.

            Ketakutan terbesarku juga ketika ada pikiran soal menjadi tua. Takut rasanya kalau tua nanti hanya menyambut hari dengan sekadar membuka mata dan melakukan aktivitas harian, dan balik lagi ke kehampaan. Takut rasanya kalau di hari tua nanti aku melupakan segala hal menyenangkan dalam hidupku. Sebagai pembuktian akan “hari tua”, orang tuaku menjadi narasumber khusus untuk entri kali ini. Minggu lalu aku nanya Mamah kira-kira begini, “Mamah ingat ngga waktu Mamah umur 17 tahun ? Kalau iya, ngapain aja waktu umur segitu ?” Ternyata Mamahku ngga ingat. Aku tanya waktu umur 20, ngga juga. Sekali lagi aku nanya waktu di umur 23 , ngga dijawab dong. Kayaknya beliau agak kesel deh karena anaknya random banget tiba-tiba nanya begituan. Hasil nihil yang didapat langsung membuatku langsung tancap gas tanya ke Papah. Pertanyaan yang sama dan jawaban yang berbeda. Papahku bilang kalau di usia ke-20, beliau pertama kali mendaki gunung. Kalau di umur 23, Papahku lulus S1. Kalau dilihat-lihat dari reaksinya ketika ditanya sih, seperti berpikir keras. Iseng-iseng, kakak perempuanku turut menjadi narasumber juga akhirnya. Namun kali ini aku bertanya apa dia ingat hal-hal yang dilakukannya ketika berumur 11 tahun ? Dia bahkan ngga ingat. Kemudia Mbakku balik nanya, “Umur 11 tahun itu kelas berapa to ?”, kaya Papahku waktu aku tanya ketika di usia 20 ngapain aja. Beliau justru balik bertanya tentang kira-kira waktu itu semester ke berapa di perkuliahan. Nah, ternyata Mbakku jawab kalau dia ingat waktu dia kelas enam SD ngapain aja. Nah, gara-gara jawaban ini aku jadi ingat Mamahku pernah cerita waktu masa SMA dan kuliahnya, hehe. Hm, ternyata manusia itu lebih peka ke momen ya ? Jadi usia ngga begitu masalah gitu ? Atau gimana ?

            Jujur aja, aku masih tetap ngga ngerti harus gimana setelah mendengar jawaban-jawaban tersebut. Tapi, ada keyword yang aku pegang, yakni treasure the moment. Iya, rutinitas memang kadang membosankan. Kehampaan memang menakutkan. Kalau sudah begini apa yang bisa dilakukan selain mengubah cara pandang terhadap dunia ? Saat-saat membosankan ngga mungkin terasa bosan tanpa kita merasakan sesuatu yang menggembirakan. Yah, semoga aja waktu aku dan kamu tua, kita tetap ingat momen-momen yang membuat kita tetap semangat dan cinta terhadap apa yang kita lakukan, ya!

Komentar

Postingan Populer